Minggu, 08 September 2013

HUGO UNTUK NEGERI

Di sela-sela kesibukannya berkuliah di Monash College University Australia, jurusan Business Economics, Rr Hetty Kusumawardhani membentuk komunitas sosial yang disebut Hugo Hatta Club.

Hugo berasal dari bahasa Yunani yang berarti cendekiawan atau ilmuwan. Sementara Hatta menggambarkan sosok Bung Hatta yang memiliki kontribusi nyata di bidang sosial dan kewirausahaan Indonesia. Adapun Club menandakan perkumpulan.

HHC didirikan oleh gadis berdarah campuran Jawa, Belanda, dan China ini bersama empat rekannya. Bermula dari intensitas berkumpul di antara mereka, terbesit keinginan untuk berkegiatan positif bagi masyarakat sekitar.

Jadi, secara resmi Hugo Hatta Club didirikan pada 30 Juni 2012 di Jakarta. Hetty mendapat inspirasi dari kondisi anak-anak di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur, yang berada tidak jauh dari apartemennya ketika itu.

Kendala ekonomi membuat anak-anak tersebut kurang maksimal dalam menempuh pendidikan. Dari situlah Hetty, begitu dia biasa disapa, bersama rekan-rekannya melakukan pengajaran dan mulai merekrut relawan untuk dapat tergabung dalam HHC.

Sejak didirikan, banyak kegiatan sosial yang telah dilakukan organisasi tersebut. Mulai dari Health Care Day, diskusi bersama Komunitas Peduli Anak Negeri, Hugo Mengajar Binaan (HUMAN) yang diagendakan tiga kali dalam sebulan, kunjungan ke Panti Tunadaksa di daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur, Gerakan 10.000 Koin untuk mengumpulkan koin senilai 100 hingga 1.000 rupiah sebagai modal untuk mengadakan wirausaha rakyat, hingga kegiatan rumah laut yang mengajarkan kewirausahaan dari benda laut yang bernilai jual atas kerja sama HHC dengan perajin di Cilacap.

Selain itu, masih ada Hugo Academia yang merupakan program berjalan HHC dengan melakukan pengumpulan sumbangan buku untuk dijadikannya taman bacaan. Belum lama ini mereka menggelar seminar Hugo Hatta Days untuk menyambut Hari Anak Nasional 2013.

HHC yang saat ini beranggotakan sekira 100 orang telah tersebar di sembilan kota, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Banjarmasin, Yogyakarta, Malang, Bali, dan Padang. Meski demikian, tidak sulit bagi Hetty untuk mengontrol kegiatan binaannya tersebut.

Evaluasi dan komunikasi dia lakukan melalui media elektronik, jejaring sosial, serta langsung memantau ke lapangan saat libur kuliah. Ketika berada di Indonesia, dia langsung menggelar rapat pembentukan dan meetinguntuk realisasi program agar kegiatan HHC berikutnya lebih jelas dan berstruktur. Kemudian, Hetty akan membagikan jadwal pengajaran ke volunteers sejak awal penerimaan beserta job desknya.

Pada dasarnya, HHC fokus kepada pengabdian sehingga rutinitas rapat bukanlah utama. "Jadi, intinya di Hugo saya beresin dulu sedetail-detailnya sebelum saya berangkat kuliah di luar," ujar gadis yang lahir di Jakarta, 20 Mei 1992 ini. Baginya, kuliah tetap yang utama. Dia membuktikannya dengan berbagai prestasi yang diraih selama berkuliah.

Antara lain mahasiswa terbaik Monash Business University, mengikuti World Leader Conference, Business Research (delegasi) mendatang di Australia bersama rekan Forum Indonesia Muda XIII, Best Participant at Forum Indonesia Muda (Monash Delegation), Indonesian Youth Forum as Monash delegation, hingga JOSSEA (Join Solving Problem of South East Asia) as Monash Delegation. (Rina Dwihana Fitriani/Koran SI) (Koran SI/Koran SI/ade

Tidak ada komentar:

Posting Komentar