Di sela-sela kesibukannya berkuliah di Monash College University
Australia, jurusan Business Economics, Rr Hetty Kusumawardhani membentuk
komunitas sosial yang disebut Hugo Hatta Club.
Hugo berasal dari
bahasa Yunani yang berarti cendekiawan atau ilmuwan. Sementara Hatta
menggambarkan sosok Bung Hatta yang memiliki kontribusi nyata di bidang
sosial dan kewirausahaan Indonesia. Adapun Club menandakan perkumpulan.
HHC
didirikan oleh gadis berdarah campuran Jawa, Belanda, dan China ini
bersama empat rekannya. Bermula dari intensitas berkumpul di antara
mereka, terbesit keinginan untuk berkegiatan positif bagi masyarakat
sekitar.
Jadi, secara resmi Hugo Hatta Club didirikan pada 30
Juni 2012 di Jakarta. Hetty mendapat inspirasi dari kondisi anak-anak di
kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur, yang berada tidak jauh dari
apartemennya ketika itu.
Kendala ekonomi membuat anak-anak
tersebut kurang maksimal dalam menempuh pendidikan. Dari situlah Hetty,
begitu dia biasa disapa, bersama rekan-rekannya melakukan pengajaran dan
mulai merekrut relawan untuk dapat tergabung dalam HHC.
Sejak
didirikan, banyak kegiatan sosial yang telah dilakukan organisasi
tersebut. Mulai dari Health Care Day, diskusi bersama Komunitas Peduli
Anak Negeri, Hugo Mengajar Binaan (HUMAN) yang diagendakan tiga kali
dalam sebulan, kunjungan ke Panti Tunadaksa di daerah Pondok Bambu,
Jakarta Timur, Gerakan 10.000 Koin untuk mengumpulkan koin senilai 100
hingga 1.000 rupiah sebagai modal untuk mengadakan wirausaha rakyat,
hingga kegiatan rumah laut yang mengajarkan kewirausahaan dari benda
laut yang bernilai jual atas kerja sama HHC dengan perajin di Cilacap.
Selain
itu, masih ada Hugo Academia yang merupakan program berjalan HHC dengan
melakukan pengumpulan sumbangan buku untuk dijadikannya taman bacaan.
Belum lama ini mereka menggelar seminar Hugo Hatta Days untuk menyambut
Hari Anak Nasional 2013.
HHC yang saat ini beranggotakan sekira
100 orang telah tersebar di sembilan kota, yakni Jakarta, Bandung,
Surabaya, Semarang, Banjarmasin, Yogyakarta, Malang, Bali, dan Padang.
Meski demikian, tidak sulit bagi Hetty untuk mengontrol kegiatan
binaannya tersebut.
Evaluasi dan komunikasi dia lakukan melalui
media elektronik, jejaring sosial, serta langsung memantau ke lapangan
saat libur kuliah. Ketika berada di Indonesia, dia langsung menggelar
rapat pembentukan dan meetinguntuk realisasi program agar kegiatan HHC
berikutnya lebih jelas dan berstruktur. Kemudian, Hetty akan membagikan
jadwal pengajaran ke volunteers sejak awal penerimaan beserta job desknya.
Pada
dasarnya, HHC fokus kepada pengabdian sehingga rutinitas rapat bukanlah
utama. "Jadi, intinya di Hugo saya beresin dulu sedetail-detailnya
sebelum saya berangkat kuliah di luar," ujar gadis yang lahir di
Jakarta, 20 Mei 1992 ini. Baginya, kuliah tetap yang utama. Dia
membuktikannya dengan berbagai prestasi yang diraih selama berkuliah.
Antara
lain mahasiswa terbaik Monash Business University, mengikuti World
Leader Conference, Business Research (delegasi) mendatang di Australia
bersama rekan Forum Indonesia Muda XIII, Best Participant at Forum
Indonesia Muda (Monash Delegation), Indonesian Youth Forum as Monash
delegation, hingga JOSSEA (Join Solving Problem of South East Asia) as
Monash Delegation. (Rina Dwihana Fitriani/Koran SI) (Koran SI/Koran SI/ade
Tidak ada komentar:
Posting Komentar